Langsung ke konten utama

Kecap Majalengka Maja Menjangan, kecap Home Industri tanpa Bahan Pengawet yang Terkenal Gurih

Di Kabupaten Majalengka terdapat puluhan pabrik kecap berbagai Merk dari industri rumahan, yang berkembang sejak puluhan tahun lalu, cuma disayangkan karena berbagai faktor terutama harga-harga bahan dasar pembuat kecap yang makin mahal dan proteksi produk lokal yang terabaikan pemerintah, kini pabrik-pabrik kecap diMajalengka bisa dihitung dengan jari. Banyak yang gulung tikar, dan yang bertahan sekarang cuma yang sudah punya nama seperti, Maja Menjangan, Cap Segitiga, Cap Matahari (Tjoen Teng) dan Cap Sate (Anton) dan juga beberapa merk lainnya.

Adapun pabrik kecap yang terkenal diantaranya adalah kecap Maja Menjangan, tergolong paling tua usianya dibanding merk-merk kecap lainnya diMajalengka, Kecap Maja menjangan ini pertama kali diproduksi tahun 1940, oleh H. Saad Wangsawidjaja, dengan peralatan yang masih sederhana dan produksi yang masih terbatas. Rasanya yang kental, Gurih dan Tanpa pengawet menjadikan kecap ini banyak dicari sebagai oleh-oleh khas Majalengka.

H. Saad Wangsawidjaja

Kalau kita perbandingkan produk Kecap Majalengka dengan Produk kecap Industri yang dihasilkan pabrik-pabrik besar, ada perbedaan rasa pada kecap majalengka lebih terasa menyengat rasa kecapnya dibanding dengan kecap-kecap industri skala besar, mungkin ini disebabkan proses permentasi selama proses pembuatan kecap Majalengka. Kalo diperbandingkan secara detailnya, kecap majalengka terasa lebih tajam rasa permentasinya , lebih terasa rasa kedelai hitamnya. Ada keunikan tersendiri dari kecap Maja Menjangan ini, Produk kecap ini tidak memakai pengawet dalam proses pembuatannya.

Kecap Maja menjangan tidak berbentuk cairan encer seperti kecap-kecap biasanya, tetapi agak pekat dan kental, terkadang susah untuk kita tuangkan dari botol kemasannya saking pekatnya kecap. Resep dan komposisi bahan dipertahankan sejak zaman belanda sampai sekarang, ada bocoran resep dari Pak Oman pengelola kecap Maja Menjangan ; Kedelai Hitam 100kg, Gula Aren 275Kg, Garam 45Kg dan air 50 Liter.

Kecap Maja Menjangan
Majalengka dikenal sebagai sentra kecap Tradisional, hampir semua pabrik kecap memakai peralatan tradisional dalam proses pembuatannya. Tungku api sebagai tempat pembakaran memakai kayu bakar, digunakan untuk merebus kedelai, penggunaan bahan bakar kayu biar rasa kecap yang lebih terasa gurih. TErdapat pula ember-ember kayu berukuran besar yang berfungsi untuk mrendam kedelai saat difermentasi selama 14 hari. Selain alat-alat yg masih tradisional sebagai ciri khas pembuatan kecap Majalengka, juga fermentasi kedelai yang direndam dalam ember kayu yang dianggap kecap ini berbeda rasanya dibanding kecap-kecap industri skala besar.

Untuk Anda yang tertarik dengan kecap Maja menjangan ini, bisa Anda cari di Surya dept dan juga Jogja Majalengka, pusat oleh-oleh Majalengka dan dipasar-pasar tradisional juga biasanya selalu tersedia. Pusat produksinya bisa Anda jumpai di Jalan Suha No. 209, Majalengka.




Postingan populer dari blog ini

RM Sawah Aki Majalengka, Kuliner Majalengka dengan Konsep Pedesaan

Salah satu kuliner unggulan Kabupaten Majalengka adalah Rumah Makan Sawah Aki, dengan konsep unik yaitu Alam pedesaan, kita bisa menikmati makanan dalam saung-saung secara lesehan yang tersebar ditengah-tengah pesawahan padi dan ladang jagung, sehingga kita bisa melihat petani yang sedang beraktifitas, ada pula tempat outdoor yang luas untuk karokean dengan daya tampung 100 orang. Nilai Plus lainnya adalah adanya koneksi Wifi gratis, so kta bisa menikmati makanan sambil internetan. Lokasinya diDesa Kulur, Sindang kasih, Majalengka. Terletak diketinggian sehingga kita bisa melihat pemandangan kota Majalengka dibawahnya. Konsep saung-saung lesehan yang nyaman

Asal Mula dan Sisi Lain Desa Bojong Cideres

Sebelum menjadi desa Bojong Cideres, sebelumnya nama daerah ini adalah kampung Bojong maung, disebut Bojong Maung karena memang didaerah ini dahulunya adalah hutan belantara yang banyak berkeliaran harimau-harimau. Waktu itu belum ada jalan/jalur Bandung-Cirebon, karena jalan tersebut dibangun oleh Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Belanda sekitar tahun 1809M.  Sementara perkiraan penulis, bahwa kampung Bojong Maung ini kemungkinan dibuka oleh prajurit Cirebon yang lari dari pertempuran diSumedang Larang itu sekitar tahun 1585M. Pada tahun 1890M diadakan pertemuan antara tetua kampung, dan akhirnya sepakat untuk mengganti nama kampung Bojong Maung dengan sebutan kampung Bojong Cideres, Cideres diambil dari nama sungai yang mengitari wilayah itu. Foto Keluarga H.Syamsuri, Bojong Cideres Foto diatas diambil pada desember 1977, foto paling atas adalah salah satu keluarga 'asli' pendiri Bojong Cideres, keluarga H. Syamsuri/Deswi. yang sekarang tempatnya sudah didudu

WaterPark Jembar Raya, Wisata Air terbesar diMajalengka

Wahana air Jembar Raya ini terletak didesa Ranji, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka, ada banyak petunjuk jalan kalau Anda berniat berwisata ke sana. Bisa masuk lewat Jalan Desa Gunung Sari, atau lewat Sukaraja. Konsep yang diambil dari waterpark yang dikelola pengusaha Pribumi asal Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Iif Rivandi, adalah Binatang Purbakala, Dinosaurus. Puluhan patung-patung Binatang Raksasa ini menempati setiap sudut Waterpark, disesuaikan dengan ukuran asli binatang, jadi selain berlibur juga bisa untuk media pembelajaran pengetahuan untuk anak-anak. Pemberian nama Jembar Raya disesuaikan dengan Induk Badan Usaha Genteng Jembar Raya. Salah satu perusahaan genteng Jatiwangi terbesar yang ada diMajalengka. Waterpark Jembar Raya