Kabar Gembira untuk Para Pemancing, Wisata mancing Waduk Jatigede diperuntukan untuk Masyarakat Umum.
Pada hari kamis, 17 Desember 2015, Gubernur Jawa Barat Aher melakukan restoking (penanaman benih ikan), sampai saat ini sudah 2,9 juta bibit ikan tradisional sudah dibenamkan kedalam waduk Jatigede Sumedang, dari target 10 juta ekor. Ikan-ikan tradisional yang dipilih karena ikan-ikan tersebut mudah berkembang biak secara mandiri dan alami, Adapun benih ikan yang ditebarkan diwaduk jati gede diantaranya ; Nilem, Tawes, Kancra, Sepat, Beureum Panon, Tamakang, Uceng, Tagih, Beunter dan Lalawak.
1. Ikan Nilem
Dalam rencananya, Aher mengungkapkan bahwa Waduk Jatigede terlarang untuk dipakai keramba Jaring Apung, untuk menghindari pencemaran air waduk dan masyarakat umum diperbolehkan mengambil ikan dalam waduk dengan cara memancingnya, diharapkan cra ini bisa mengangkat perekonomian msyarakat sekitar dalam potensi perikanan. Masyarakat tidak perlu mengeluarkan modal untuk memberi pakan, sebab ikan-ikan tradisional tersebut hidup dan berkembang secara alami dari memakan lumut dan plankton. Jika potensi ini bisa digali tentunya akan terbentuk pasar ikan khusus ikan-ikan tradisional disekitar waduk jatigede.
Saya pribadi sangat sepakat dengan rencana pak Gubernur Aher, dengan memberdayakan sektor perikanan diwaduk terbesar kedua diIndonesia ini, pelarangan keramba Jaring apung sudah selayaknya dilakukan sebab mereka adalah para pemodal besar yg bermain, lainhalnya jika keramba Apung dilarang, maka perikanan akan dikuasai oleh masyarat sekitarnya, dan meningkatlan tarap hidup masyarakat jatigede dan sekitarnya. Kondisi ini juga akan menjadikan waduk Jatigede buruan mancing mania dari pelosok negeri, dan yang meningkat bukan cuma disektor perikanan tetapi juga sektor pariwisata dan perdagangan.
Berikut adalah Ikan-ikan tradisional yang disebarkan diwaduk jadigede ;
1. Ikan Nilem
Cita rasa dari ikan nilem ini sangatlah spesifik dan lebih gurih dibandingkan dengan ikan tawar yang lainnya karena ikan nilem ini di dalamnya mengandung sodium glutamat di dalam daging yang dengan alami terbentuk karena disesbabkan oleh pengaruh dari kebiasaan makan pakan yang alami yaitu phito serta zoo plankton dan terutama dari ganggang yang banyak tumbuh di air.
2. Ikan Tawes
Tawes termasuk salah satu jenis ikan air tawar yang cukup digemari masyarakat Indonesia. Tawes yang masih berukuran kecil biasanya diolah menjadi ikan asin kering. Alasannya, daging ikan ini relatif tipis dan sedikit mengandung lemak, sehingga bila dijemur akan cepat kering dan tidak berbau tengik. Sementara itu, tawes yang berukuran besar dimasak dalam keadaan segar karena memiliki rasa dan aroma daging yang lezat.
3. Ikan Kancra
Dikenal sebagai ikan asli Jawa Barat, mmiliki rasa daging yang pejal dan gurih, diprediksi ikan ini akan punah kalo tidak dilakukan pelestariannya, harga bisa tembus Rp 150.000,-/kg
4. Ikan Tagih
Kalo didaerah saya ini banyak ditemukan disungai Cimanuk, waktu sa kecil sering mancing ikan tagih disungai cimanuk sekitar jembatan Monjot jatitujuh. diSumatera dikenal dengan nama Ikan Baung, secara fisik mirip lele
5. Ikan Sepat
6. Ikan Beureum Panon.
Ikan langka yang jarang ditemukan diperairan saat ini.
7. Ikan Beunter
Ikan kecil yang sering diolah dengan menu goreng garing dan pepes ini, sangat terkenal kelezatannya, diwilayah leuwimunding dan rajagaluh Majalengka ada rumah makan khusus goreng dan pepes beunter.
Komentar