Langsung ke konten utama

Kertajati, Majalengka Siap menjadi kota Besar, dimana Posisi Kita?

Perubahan besar-besaran kota Majalengka khususnya wilayah Kertajati, Jatitujuh, Kadipaten dan Dawuan akan terjadi dalam waktu sedikitnya 3 tahun kedepan, perubahan dalam berbagai sektor ekonomi, sosial dan pembangunan dengan adanya predikat AeroCity yang akan disandang Majalengka nantinya. Pembangunan Bandara Internasional Kertajati diperkirakan selesai tahun 2018, pembangunan Tol Cisundawu yang diperkirakan selesai 2016, Jalan Tol Cipali sudah mulai dioperasikan, ditambah lagi Waduk terbesar kedua diIndonesia akan dilakukan penggenangan air mulai Akhir Agustus 2015. Faktor-faktor inilah yang akan menyebabkan perubahan secara drastis terhadap masyarakat Majalengka terutama di keempat kecamatan diatas.


Keberadaan Bandara kertajati sangat penting bagi roda ekonomi jawa barat, karenanya juga dapat difungsikan sebagai jalur distribusi hasil manufaktur, Bandara ini diharapkan bisa membantu penyaluran hasil manufaktur dijawa barat karena 53% dari hasil Industri Indonesia berasal dari Jawa Barat. Daerah Ciamis dan Majalengka bisa lebih cepat dalam mendistribusikan hasil-hasil manufakturnya dibandingkan mereka harus menempuh perjalanan ke Bandara Sukarno-Hatta, Jakarta yang memakan waktu jauh lebih lama.

Apa yang akan terjadi dengan pembangunan didaerah Majalengka? Apa kesiapan warga Majalengka khususnya yang berada diwilayah Kertajati, Jatitujuh, Kadipaten dan Dawuan (empat kecamatan yang akan menjadi kota administratif), apakah kita hanya jadi penonton saja? Atau kita menjadikan moment perubahan ini menjadi pijakkan hidup kita untuk lebih maju secara ekonomi?

Bicara pembangunan daerah tentunya kita tak lepas dari peluang-peluang kerja dan kewirausahaan kita, pertumbuhan daerah kertajati yang pesat diiringi dengan banyaknya Pabrik-pabrik Industri disekitarnya seperti Garmen, Sepatu Nike, Pabrik Pesawat PT Ilthabi Rekatama milik keluarga Habibie, dan masih banyak industri lainnya tentunya ini akan menyerap tenaga kerja yang sangat banyak bahkan pencari kerja dari luar daerah akan membanjiri kota ini.

Sebenarnya kita harus memanfaatkan hal ini sebagai keuntungan kita sebagai pribumi, sebagai penduduk Majalengka yang lebih tahu potensi dan budaya Majalengka, kita yang lebih tahu tentang kondisi Majalengka, satu Point sudah dipegang kita sebagai warga Majalengka.

Jangan sampe dalam pesatnya pembangunan dikota tercinta ini, kita cuma jadi objek sementara para pendatang yang justru akan berjaya dan memanfaatkannya. Mari persiapkan diri kita untuk menyongsong perubahan pembangunan, ekonomi dan sosial yang tidak bisa lagi kita hindari. Persiapkan diri kita untuk menjadi subjek dikota kelahiran tercinta ini, Semoga Allah SWT selalu memberikan berkah kepada kita semua. Aamiin.

Postingan populer dari blog ini

RM Sawah Aki Majalengka, Kuliner Majalengka dengan Konsep Pedesaan

Salah satu kuliner unggulan Kabupaten Majalengka adalah Rumah Makan Sawah Aki, dengan konsep unik yaitu Alam pedesaan, kita bisa menikmati makanan dalam saung-saung secara lesehan yang tersebar ditengah-tengah pesawahan padi dan ladang jagung, sehingga kita bisa melihat petani yang sedang beraktifitas, ada pula tempat outdoor yang luas untuk karokean dengan daya tampung 100 orang. Nilai Plus lainnya adalah adanya koneksi Wifi gratis, so kta bisa menikmati makanan sambil internetan. Lokasinya diDesa Kulur, Sindang kasih, Majalengka. Terletak diketinggian sehingga kita bisa melihat pemandangan kota Majalengka dibawahnya. Konsep saung-saung lesehan yang nyaman

Asal Mula dan Sisi Lain Desa Bojong Cideres

Sebelum menjadi desa Bojong Cideres, sebelumnya nama daerah ini adalah kampung Bojong maung, disebut Bojong Maung karena memang didaerah ini dahulunya adalah hutan belantara yang banyak berkeliaran harimau-harimau. Waktu itu belum ada jalan/jalur Bandung-Cirebon, karena jalan tersebut dibangun oleh Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Belanda sekitar tahun 1809M.  Sementara perkiraan penulis, bahwa kampung Bojong Maung ini kemungkinan dibuka oleh prajurit Cirebon yang lari dari pertempuran diSumedang Larang itu sekitar tahun 1585M. Pada tahun 1890M diadakan pertemuan antara tetua kampung, dan akhirnya sepakat untuk mengganti nama kampung Bojong Maung dengan sebutan kampung Bojong Cideres, Cideres diambil dari nama sungai yang mengitari wilayah itu. Foto Keluarga H.Syamsuri, Bojong Cideres Foto diatas diambil pada desember 1977, foto paling atas adalah salah satu keluarga 'asli' pendiri Bojong Cideres, keluarga H. Syamsuri/Deswi. yang sekarang tempatnya sudah didudu

WaterPark Jembar Raya, Wisata Air terbesar diMajalengka

Wahana air Jembar Raya ini terletak didesa Ranji, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka, ada banyak petunjuk jalan kalau Anda berniat berwisata ke sana. Bisa masuk lewat Jalan Desa Gunung Sari, atau lewat Sukaraja. Konsep yang diambil dari waterpark yang dikelola pengusaha Pribumi asal Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Iif Rivandi, adalah Binatang Purbakala, Dinosaurus. Puluhan patung-patung Binatang Raksasa ini menempati setiap sudut Waterpark, disesuaikan dengan ukuran asli binatang, jadi selain berlibur juga bisa untuk media pembelajaran pengetahuan untuk anak-anak. Pemberian nama Jembar Raya disesuaikan dengan Induk Badan Usaha Genteng Jembar Raya. Salah satu perusahaan genteng Jatiwangi terbesar yang ada diMajalengka. Waterpark Jembar Raya